Ni Hao teman-teman pembaca blog saya, kali ini saya akan membagikan pengalaman pertama saya menggunakan U-Bike di Negeri yang terkenal dengan bangunan - bangunan pencakar langit ini yaitu Taiwan. Saya mulai tinggal di kota ini dari tanggal 20 April 2019. Saya datang kesini untuk melaksanakan Program Internship dari kampus saya kuliah sebagai salah satu syarat yang harus saya tempuh sebelum melanjutkan skripsi saya di semester selanjutnya. Yang terbayang oleh saya ketika visa saya sudah di issued dan tiket kesini sudah di booking oleh kampus adalah berapa banyak biaya yang harus saya persiapkan agar saya masih bisa memenuhi kebutuhan saya selama disini, mengenai transportasi dari asrama saya ke tempat magang saya dan bagaimana cara saya hidup tanpa internet serta berapa lama saya harus beradaptasi dengan budaya masyarakat lokal disini yang pastinya sedikit berbeda dengan budaya saya di Indonesia dan yang paling penting adalah bahasa mandarin saya yang masih pas-pas an sekali dan hanya sebagian kecil penduduk disini yang bisa berbahasa inggris.
Saya merasa seperti buta huruf disini sesaat setelah saya sampai di Bandara Taoyuan dan menginjakkan kaki di negara ini beberapa waktu yang lalu.
Saya diminta menuju ke Konter Imigrasi untuk pengecekan dokumen. setelah selesai saya mengambil bagasi saya dan berangkat menuju asrama yang akan menjadi tempat tinggal saya untuk 1 tahun ke depan. Saya disarankan untuk membuat kartu yoyo oleh kampus untuk mempermudah perjalanan saya selama saya tinggal disini ( Untuk pembuatan kartu bisa lihat artikel saya sebelumnya ). Saya naik kereta MRT dari Taoyuan MRT Station menuju Jingan Station. Disini saya menemukan satu pelajaran baru mengenai budaya orang-orang taiwan. Mereka menggunakan lajur kanan ketika berjalan ke suatu tempat, ketika di eskalator yang merupakan jalur satu arah dan mengosongkan lajur sebelah kiri. Setiap orang berjalan teratur dan ketika naik dan turun kereta MRT pun mereka sangat menjunjung tinggi budaya mengantri. Memprioritaskan para beliau-beliau yang sudah lanjut usia, penyandang disabilitas serta para wanita hamil. Bahkan tempat duduk pun ada yang warnanya berbeda, dikhususkan untuk mereka yang saya sebutkan diatas.
Untuk teman-teman yang masih benar-benar baru seperti saya, saya sarankan untuk mendownload aplikasi BUS TRACKER TAIPEI, aplikasi ini worth it banget karena dalam 1 aplikasi kita bisa mengecek untuk tarif MRT dari satu station ke station tujuan, nama - nama station pemberhentian MRT dan urutannya ( Apabila kehilangan peta jalur MRT yang bisa didapat di bandara, bisa menggunakan versi elektroniknya dengan aplikasi ini ), melihat lokasi-lokasi U-Bike ( Sepeda Gayung untuk transportasi umum yang disediakan secara cuma-cuma oleh pemerintah taiwan ), serta jadwal pemberangkatan Bus.
Kemudian download juga Aplikasi Google Translate yang bisa digunakan untuk menerjemahkan tulisan dengan cara meng-capture gambar. Semua tulisan di jalan, maupun produk-produk yang dijual belikan umumnya menggunakan bahasa mandarin jadi aplikasi penerjemah sangat diperlukan untuk memahami sesuatu selama disini.
Untuk belajar bahasa mandarin teman-teman bisa download aplikasi 24 Hours Mandarin Lesson untuk mempelajari sedikit demi sedikit istilah mandarin untuk berkomunikasi sehari-sehari.
Oiya yang sangat diperlukan untuk mengasah kemampuan berbahasa mandarin kita karena mayoritas penduduk taiwan tidak berbahasa inggris. Bahkan tidak semua orang disini memahami Alphabet, hal ini dikarenakan mereka memiliki struktur bahasa nya tersendiri yang disebut dengan "Hanzi" serta pelafalan vonem berbeda dari vonem yang kita ketahui pada umumya ( Pinyin ).
Sebagai Contoh :
1. b dibaca p
2. d dibaca t
3. g dibaca k
4. j dibaca q
5. z dibaca c
6. zh dibaca ch
7. y dibaca w
Selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman saya ketika saya mencari tempat makan di daerah sekitar tempat tinggal saya di JINGAN, namun saya akan menginformasikan terlebih dahulu mengenai asrama atau apartment untuk tempat tinggal di Taiwan. Disini sedikit susah untuk mencari asrama/ apartement sendiri karena diperlukan guarantor atau penjamin yang harus merupakan penduduk asli Taiwan sendiri dan menyiapkan uang deposit senilai 1 bulan asrama/ apartement. Sebagai contoh misalnya teman-teman dapat asrama seharga 6000ntd perbulan, maka harus menyiapkan uang sebesar 12.000ntd untuk pembayaran di awal ( 6000ntd sebagai biaya tinggal di bulan pertama dan 6000ntd sebagai deposit apabila terjadi tunggakan dan apabila ada kerusakan atau pelanggaran yang dilakukan oleh penyewa). Uang deposit akan dikembalikan kepada penyewa apabila penyewa tidak memiliki masalah dan bisa membayar biaya sewa tepat waktu sampai dengan berakhirnya masa kontrak asrama/ apartement tersebut tanpa dipotong biaya sepeserpun.
Untuk mencari makanan yang cocok dengan yang temen-temen inginkan disini akan sedikit susah karena kebanyakan tidak disediakan gambar dan penjelasan menu yang dijual. Umumnya semua ditulis menggunakan huruf kanji dan angka ( Untungnya angka disini berupa angka normal yang biasa kita tahu yaitu 1-10. hehehehehe )
Jadi saya disini melihat bahan-bahan yang ada dikaca dan melihat angka yang menempel di gerobak atau banner apabila ada. Juga kadang melihat-lihat para pelanggan yang sudah memesan agar saya tahu apa yang seharusnya saya pesan. ( Kan nggak lucu kalo yang dijual menu ayam tapi saya pesannya ikan. wkwkwkkwk )
Disini makanan kaki lima murah-murah juga, untuk lauk mulai dari harga 20 ntd ( Rp 9.200 ). Tapi rasa makanan disini kurang cocok untuk lidah saya. Masyarakat disini mengurangi penggunaan MSG jadi wajar kalau makanan disini rasanya sedikit hambar sehingga perlu dibumbui ulang. Kalau untuk makanan normal harganya mulai dari 80nt ( 37.000 ) sekali makan. Kalau buat saya yang masih mahasiswa dan belum bekerja cara yang lebih hemat yaitu dengan memasak di asrama sendiri. Di Asrama saya diperbolehkan memasak dan tidak dipungut biaya untuk penggunaan listrik berapapun itu jadi saya putuskan untuk patungan bersama teman-teman saya untuk membeli kompor listrik dan magic jar serta perabotan memasak. Kompor listrik harganya mulai dari 1.000ntd dan Magic Jar mulai dari 900ntd. Disini untuk produk asli taiwan umumnya lebih murah bila dibandingkan dengan produk indonesia yang biasa kita konsumsi. Hal ini wajar karena kan mereka harus import dulu dari Indonesia. Produk - produk Thailand dan negara - negara lain pun masih bisa ditemui disini tapi ya gitu harganya akan lenih mahal dari produk lokal. Contohnya Sambal Terasi Uleg Finna, Kopi Good Day Cappucino ( 12s ), Milo Sachet ( 12s ), Coffemix Coffee ( 12s ), Energen ( 12s ) dll harganya 75nt ( Rp 35.000 ). Ikan asin 5pcs 50nt, Ikan Pindang 30nt 4 pcs dan 200nt /kg. Untuk Harga Indomie dan Mie Sedap harga 7.5nt dan telur ayam 6nt/pcs. Disini telur ada 2 warna ada yang cangkang putih dan ada yang cangkang coklat. Harga telur cangkang putih umumnya lebih murah dibandingkan yang cangkang coklat. Saya kemarin lihat di carefour untuk yang putih isi 10 harganya 48nt sedangkan yang cangkang coklat isi 10 harganya 85nt.
Hal yang unik di Taiwan adalah ukuran produknya yang jumbo-jumbo. Mulai dari produk perawatan tubuh seperti sabun cair, shampoo, kondisioner, detergen cair sampai dengan buah buahan pun ukurannya sangat jumbo sekali. hehe
Pertama kali saya lihat semangka yang ukurannya 4 kali lipat ukuran kepala saya, kemudian jambu kristal seharga 50nt berdiameter 15-20cm, nanas jumbo, buah anggur yang ukurannya lebih besar daripada buah juwet, cabe yang sangat mulus-mulus dan bersinar tidak seperti cabe yang saya biasa lihat di indo. semua cabe - cabean disini warnanya merah, panjang dan bersinar. Apabila temen-temen tidak ingin ribet untuk masak, bisa membeli makanan siap saji di Family Mart atau seven eleven, kira-kira kisaran harganya antara 70-100an tergantung pilihan. Di Family Mart juga tersedia ubi rebus dan telur rebus seharga 10nt, any kind of bread sekitar 25nt.
1.1 Makanan siap saji di Family Mart
1.2 Contoh produk jumbo
1.3 Produk sayuran yang kualitasnya bagus
1.4 Jenis Lauk yang harganya mulai dari 20ntd
Komentar